Apa Itu Air Mutanajis? Pengertian, Hukum dan Contohnya
Air mutanajis merupakan salah satu dari macam-macam air untuk bersuci yang sebutan dalam fiqh Islam yang merujuk kepada air yang sudah terserang najis serta, dampaknya, jadi tidak suci. Sebutan ini digunakan buat menarangkan air yang telah tercampur ataupun terserang najis, sehingga dia kehabisan status kesuciannya serta tidak lagi bisa digunakan buat bersuci.
Pengertian serta Ciri Air Mutanajis
1. Definisi: Air mutanajis merupakan air yang sudah terkontaminasi dengan najis sehingga tidak lagi suci buat digunakan dalam ibadah semacam wudu, mandi wajib, ataupun mensterilkan benda- benda suci. Najis itu sendiri merupakan suatu yang dikira kotor ataupun tidak bersih bagi hukum Islam, semacam darah, kotoran, ataupun urine.
2. Kriteria Jadi Mutanajis:
·
Perubahan Watak: Air jadi mutanajis bila sifat-
sifat bawah air( warna, bau, ataupun rasa) berganti sebab tercampur najis.
Misalnya, bila air berganti warna jadi merah sebab darah, bau jadi tidak nikmat
sebab urine, ataupun rasa jadi getir sebab kotoran, hingga air tersebut dikira
mutanajis.
·
Kuantitas Najis: Bila najis dalam jumlah kecil
ataupun terpisah dari air utama, bisa jadi tidak mengganti watak air secara
signifikan. Tetapi, bila najis bercampur dengan air dalam jumlah yang besar,
hingga air tersebut jadi mutanajis.
3. Sumber Najis : Najis yang dapat menimbulkan air jadi mutanajis meliputi:
·
Najis Mukhafi( Najis Ringan): Semacam najis yang
tertempel pada kulit ataupun baju. Bila najis ini tidak menimbulkan pergantian
yang jelas pada watak air, air bisa jadi tidak dikira mutanajis.
·
Najis Ghaliz( Najis Berat): Semacam darah,
urine, kotoran manusia ataupun hewan. Najis tipe ini menimbulkan air jadi
mutanajis lebih kilat.
4. Contoh Permasalahan:
·
Air yang Terserang Darah: Bila terdapat darah
jatuh ke dalam bejana berisi air serta mengganti warna air jadi merah, hingga
air tersebut jadi mutanajis.
·
Air yang Terserang Urine: Bila urine bercampur
dengan air serta mengganti bau ataupun rasa air, hingga air tersebut pula jadi
mutanajis.
·
Air di Tempat Kotor: Air di zona yang sangat
kotor, semacam di wc ataupun tempat pembuangan, dapat jadi mutanajis bila
terserang najis secara langsung.
5. Hukum serta Pemakaian:
·
Tidak Boleh Digunakan buat Bersuci: Air
mutanajis tidak boleh digunakan buat wudu, mandi wajib, ataupun keperluan
ibadah yang lain yang membutuhkan air suci.
·
Cara Melenyapkan Najis: Buat menjadikan air yang
terserang najis jadi suci kembali, najis tersebut wajib dihilangkan dari air.
Ini umumnya dicoba dengan metode membuang air yang tercemar najis serta
mengubahnya dengan air bersih, ataupun dengan mensterilkan tempat ataupun wadah
yang terserang najis.
Beberapa Contoh Air Mutanajis
1.
Air Tercemar dengan Darah
Suasana: Kamu mempunyai seember air yang setelah itu jatuh
ataupun terserang tetesan darah. Bila darah tersebut mengganti warna air jadi
merah ataupun coklat, air ini jadi mutanajis.
Uraian: Darah merupakan najis berat, serta bila darah
bercampur dengan air sehingga mengganti watak air, hingga air tersebut tidak
lagi dikira suci serta jadi mutanajis.
2. Air Tercemar dengan Urine
Suasana: Air di suatu wadah tertumpah oleh urine. Bila urine bercampur dengan air tersebut serta mengganti bau ataupun rasa air, hingga air itu jadi mutanajis.
Uraian: Urine merupakan najis yang bila bercampur dengan air
serta menimbulkan pergantian bau ataupun rasa, hingga air tersebut tidak lagi
boleh digunakan buat bersuci.
3. Air di Tempat Kotor
Suasana: Kamu menciptakan air di zona wc ataupun tempat pembuangan yang kotor. Bila air di zona tersebut terserang najis semacam kotoran manusia ataupun hewan, hingga air itu jadi mutanajis.
Uraian: Air yang terletak di area yang sangat kotor serta
terserang najis langsung dari kotoran ataupun barang najis yang lain hendak
jadi mutanajis.
4. Air dengan Kotoran
Suasana: Bila terdapat air di dalam bak mandi ataupun kolam yang terserang kotoran hewan, misalnya kotoran ayam ataupun kambing, serta kotoran tersebut mengganti watak air( warna, bau, ataupun rasa), hingga air itu jadi mutanajis.
Uraian: Kotoran hewan merupakan najis berat. Bila kotoran
tersebut bercampur dengan air sehingga menimbulkan pergantian yang signifikan
pada watak air, hingga air tersebut tidak lagi suci.
5. Air yang Memiliki Zat Najis Lainnya
Suasana: Bila terdapat air yang tercampur dengan bahan najis semacam minyak najis( misalnya minyak yang digunakan buat mensterilkan najis) serta mengganti rasa ataupun bau air, hingga air tersebut jadi mutanajis.
Uraian: Bila bahan najis semacam minyak bercampur dengan air
serta mengganti sifatnya, hingga air itu dikira mutanajis serta tidak dapat
digunakan buat bersuci.
Pentingnya Menjaga Kebersihan Air
Melindungi supaya air senantiasa bersih serta tidak
terserang najis merupakan berarti dalam aplikasi ibadah dalam Islam. Air
mutanajis wajib dihindari buat digunakan dalam wudu, mandi wajib, ataupun
aktivitas ibadah yang lain yang membutuhkan air suci. Bila air sudah terserang
najis, hendaknya dibuang serta digantikan dengan air yang bersih.
Hukum menyucikan diri dengan air mutanajis dalam Islam
merupakan topik yang berarti dalam fiqh serta berkaitan dengan kesucian air
yang digunakan dalam ibadah. Berikut merupakan uraian lengkap menimpa hukum
tersebut:
Hukum Menyucikan Diri dengan Air Mutanajis
1.
Definisi Air Mutanajis: Air mutanajis merupakan
air yang sudah terserang najis serta mengganti salah satu watak bawah air(
warna, bau, ataupun rasa). Najis merupakan suatu yang dikira kotor ataupun
tidak bersih dalam hukum Islam, semacam darah, urine, kotoran, ataupun bahan
najis yang lain.
2. Hukum Memakai Air Mutanajis buat Menyucikan Diri:
• Tidak Boleh Digunakan: Bagi konsensus kebanyakan ulama, air mutanajis
tidak boleh digunakan buat menyucikan diri. Maksudnya, air yang sudah terserang
najis serta jadi mutanajis tidak legal buat digunakan dalam ibadah yang
membutuhkan air bersih, semacam wudu ataupun mandi wajib.
• Kriteria Menyucikan Diri: Dalam Islam, buat menyucikan diri, air yang
digunakan haruslah suci serta bersih dari seluruh wujud najis. Bila air sudah
terkontaminasi najis sehingga jadi mutanajis, air tersebut kehabisan status
kesuciannya serta tidak penuhi ketentuan buat digunakan dalam bersuci.
3. Alibi serta Dalil:
• Syarat Kesucian Air: Dalam ajaran Islam, salah satu ketentuan utama
buat memakai air dalam ibadah merupakan kalau air tersebut wajib suci serta
tidak tercemar oleh najis. Air yang berganti sifatnya akibat najis dikira tidak
lagi penuhi ketentuan selaku air yang suci.
• Hadits serta Penjelasan: Terdapat sebagian hadits serta penjelasan
dari ulama yang menampilkan kalau pemakaian air yang terserang najis tidak
legal buat ibadah. Misalnya, hadits yang melaporkan kalau Rasulullah SAW
melarang pemakaian air yang terserang najis buat bersuci.
4. Aplikasi serta Pemecahan:
• Membuang Air Mutanajis: Bila air sudah jadi mutanajis, dia wajib
dibuang serta digantikan dengan air yang bersih serta suci. Memakai air yang
sudah tercemar najis buat bersuci tidak legal serta bisa membatalkan keabsahan
ibadah.
• Membersihkan Wadah: Bila wadah yang digunakan buat menaruh air
terserang najis, wadah tersebut wajib dibersihkan terlebih dulu saat sebelum
air yang tersisa digunakan buat keperluan bersuci.
5. Contoh Permasalahan:
• Contoh 1: Bila seseorang Muslim berwudu memakai air yang sudah
terserang urine serta mengganti bau ataupun rasa air, hingga wudu tersebut
tidak legal, serta air tersebut wajib ditukar dengan air bersih.
• Contoh 2: Bila air dalam bejana terserang darah yang mengganti warna
air, hingga air tersebut jadi mutanajis serta tidak bisa digunakan buat mandi
wajib ataupun bersuci.
Ciri-ciri Air Mutanajis
1. 1. Pergantian Watak Dasar
o Warna: Air mutanajis umumnya
hadapi pergantian warna akibat tercampur najis. Misalnya, bila air berganti
jadi merah sebab terserang darah, ataupun kuning sebab urine.
o Bau: Air yang terserang najis
kerap kali mengganti bau aslinya. Misalnya, air yang terserang urine bisa jadi
berbau tidak nikmat.
o Rasa: Najis pula bisa
mengganti rasa air. Air yang terserang kotoran ataupun bahan najis yang lain
bisa jadi mempunyai rasa yang tidak biasa ataupun tidak nikmat.
2.
2. Kontaminasi dengan Najis
o Najis Berat: Air mutanajis
kerap kali terjalin kala najis berat semacam darah, kotoran, ataupun urine
tercampur dengan air. Najis berat ini dapat menimbulkan air jadi mutanajis
lebih kilat serta lebih jelas.
o Najis Ringan: Air mutanajis
pula bisa terjalin akibat najis ringan, walaupun umumnya najis ringan tidak
menimbulkan pergantian yang signifikan pada watak air kecuali dalam jumlah
besar.
3.
3. Volume Air
o Jumlah Najis: Jumlah najis
yang bercampur dengan air pula pengaruhi apakah air jadi mutanajis. Air dalam
jumlah kecil yang terserang najis berat bisa jadi jadi mutanajis lebih kilat
dibanding dengan air dalam jumlah besar.
o Kuantitas: Dalam sebagian
mazhab, air dalam jumlah yang sangat besar bisa jadi senantiasa dikira suci
walaupun terserang najis, asalkan pergantian sifatnya tidak sangat signifikan.
Tetapi, dalam banyak permasalahan, bila terdapat pergantian yang jelas dalam
watak air, hingga air tersebut dikira mutanajis.
4.
4. Area Kontaminasi
o Tempat Kotor: Air yang
terletak di tempat yang sangat kotor, semacam wc ataupun tempat pembuangan,
kerap kali dikira mutanajis bila terserang najis. Area kotor bisa menimbulkan
air jadi mutanajis lebih kilat serta lebih gampang.
o Kontaminasi Langsung: Bila air
secara langsung terserang najis( misalnya, air yang terjatuh ke dalam wadah
yang telah terdapat najis di dalamnya), air tersebut jadi mutanajis.
5.
5. Keahlian buat Menyucikan
o Tidak Bisa Digunakan buat
Ibadah: Air mutanajis tidak bisa digunakan buat keperluan ibadah semacam wudu
ataupun mandi wajib sebab telah kehabisan status kesuciannya.
o Kebersihan Air: Buat
membenarkan air yang digunakan dalam ibadah senantiasa suci, berarti buat
menjauhi kontaminasi dengan najis serta membenarkan air senantiasa bersih serta
tidak terserang najis.
Contoh Ciri Air Mutanajis
Contoh Air Mutanajis | Penjelasan |
---|---|
Air Minum Terkena Darah | Misalnya, segelas air yang terkena percikan darah. Karena darah adalah najis, air ini menjadi mutanajis dan tidak boleh digunakan untuk bersuci. |
Air Ember Terkena Air Kencing | Ember berisi air yang terkena cipratan air kencing. Meski hanya sedikit, jika jumlah air kurang dari dua qullah, seluruh air dalam ember tersebut menjadi mutanajis. |
Kolam Kecil Terkena Bangkai | Sebuah kolam kecil yang terdapat bangkai hewan di dalamnya. Meskipun airnya banyak, jika ada perubahan warna, bau, atau rasa, air ini menjadi mutanajis. |
Air Cucian yang Terkena Najis | Air yang digunakan untuk mencuci pakaian yang terkena najis seperti kotoran manusia. Jika air tersebut berubah warna, bau, atau rasa, maka air tersebut menjadi mutanajis. |
Air Wudhu Terkena Najis | Air dalam tempat wudhu yang terciprat najis (misalnya terkena muntahan). Jika air berubah sifat atau jumlah airnya sedikit, air ini menjadi mutanajis. |
FAQ: Air Mutanajis
1.
Kenapa air mutanajis tidak bisa digunakan buat
bersuci?
Jawaban: Air mutanajis tidak
bisa digunakan buat bersuci sebab sudah terserang najis, yang menimbulkan
pergantian pada salah satu watak bawah air—warna, bau, ataupun rasa. Dalam
hukum Islam, air yang suci serta bersih merupakan ketentuan utama buat digunakan
dalam ibadah semacam wudu ataupun mandi wajib. Air yang sudah terkontaminasi
najis kehabisan status kesuciannya serta tidak lagi penuhi ketentuan buat
bersuci.
2.
Apa yang diartikan air mutanajis?
Jawaban: Air mutanajis merupakan
air yang sudah terserang najis sehingga hadapi pergantian dalam salah satu
watak bawah air, ialah warna, bau, ataupun rasa. Najis merupakan substansi yang
dikira kotor dalam Islam, semacam darah, urine, ataupun kotoran. Air mutanajis
tidak lagi dikira suci serta tidak bisa digunakan buat keperluan ibadah yang
membutuhkan air bersih.
3.
Jelaskan kelompok air yang tercantum bagian air
mutanajis.
Jawaban: Kelompok air yang
tercantum bagian air mutanajis merupakan:
• Air Tercemar Najis Berat: Air
yang terserang najis berat semacam darah, urine, ataupun kotoran yang
menimbulkan pergantian signifikan pada warna, bau, ataupun rasa air.
• Air di Area Kotor: Air yang
terletak di tempat yang sangat kotor ataupun terkontaminasi langsung oleh
najis, semacam di wc ataupun tempat pembuangan.
• Air yang Memiliki Najis
Ringan: Bila najis ringan bercampur dengan air dalam jumlah besar sehingga
mengganti watak bawah air, air tersebut bisa jadi mutanajis.
4.
Apa perbandingan antara tipe air musamma serta
air mutanajis? Jelaskan.
Jawaban:
• Air Musamma: Air musamma
merupakan air yang secara khusus disebutkan ataupun diketahui selaku air yang
bersih serta suci. Air ini belum terserang najis serta penuhi ketentuan buat
digunakan dalam ibadah semacam wudu serta mandi wajib. Contohnya merupakan air
hujan, air sungai, ataupun air sumur yang bersih serta belum terkontaminasi.
• Air Mutanajis: Air mutanajis
merupakan air yang sudah terserang najis serta hadapi pergantian pada warna,
bau, ataupun rasa akibat kontaminasi tersebut. Air ini tidak dapat digunakan
buat bersuci sebab sudah kehabisan status kesuciannya.
Perbandingan Utama: Air musamma
merupakan air yang suci serta bersih, sebaliknya air mutanajis merupakan air
yang telah terkontaminasi najis serta tidak penuhi ketentuan buat digunakan
dalam ibadah.
5.
Apa contoh yang tercantum air mutanajis?
Jawaban: Contoh air mutanajis
meliputi:
• Air yang Terserang Darah: Air
yang berganti warna jadi merah ataupun coklat sebab darah.
• Air yang Terserang Urine: Air
yang berbau tidak nikmat ataupun memiliki zat dari urine.
• Air di Tempat Kotor: Air yang
terletak di wc ataupun tempat pembuangan serta terserang najis secara langsung.
• Air yang Memiliki Kotoran: Air
yang terkontaminasi dengan kotoran hewan ataupun manusia sehingga mengganti
rasa ataupun bau air.
Air mutanajis wajib dibuang serta digantikan dengan air yang
bersih serta suci buat keperluan ibadah.